Selasa, 11 November 2008

Namanya Che


Ini salah satu tulisanku di koran kampus, Balairung Koran (Balkon) yang aku lupa kapan diterbitkan, mgkn ditahun 2006.

Che: Marxisme yang Berakhir dengan Merchandise

Judul Buku : Namanya Che
Pengarang : Andrew Sinclair
Penerjemah : M. Hilmi Faiq
Penerbit : Mata Angin
Tebal Buku : 128+ix

Walau telah mati, Che Guevara tetap menjadi musuh nan mengerikan bagi pemerintah korup yang menguasai berbagai negara miskin

Profil kehidupan Che sebagai seorang revolusioner seolah tertelan oleh kepopuleran janggut dan baretnya. Ernesto Guevara de la Serna yang lahir tahun 1928 di Rosario, Argentina, berjalan mengelilingi dunia di mana pemerintahan yang kejam telah sukses melahirkan kemiskinan rakyat.

Che cenderung humanis daripada revolusioner saat menjadi mahasiswa kedokteran. Dia belum tertarik dengan dunia politik. Pengalamannya dalam tiga revolusi yang gagal—Revolusi Bolivia yang jatuh oleh sebuah gerakan bersenjata; Revolusi Guetemala yang hancur karena intervensi Amerika; dan Revolusi Meksiko yang mati karena kebusukan dan kelambanan internal—menjadi latar belakang lahirnya jiwa Marxis dan revolusionernya.

Proses hidup Che Guevara mulai dari kelahiran sampai kematian diceritakan secara singkat dalam buku yang terdiri atas tujuh bagian ini. Revolusi Kuba dimulai dengan perang gerilya melawan sang diktator Fulgencio Batista. Teror-teror dari kroni-kroni Batista hampir membuat Che dan teman-teman putus asa. Pengalaman gerilya yang dipenuhi dengan kegagalan dalam perang Kuba membuatnya menjadi ahli perang gerilya. Pertempuran aktual merupakan cara terbaik untuk membentuk seorang pejuang gerilya yang tangguh. Situasi politik terus berubah hingga Batista jatuh. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Che dan Fidel Castro, teman seperjuangannya, untuk mulai membuat terobosan-terobosan baru demi mendukung Revolusi Kuba.

Bagian ketiga buku ini membahas tulisan Che dalam Guerrilla Warfare. Guerrilla Warfare adalah endapan pikiran orisinal Che dilengkapi dengan strategi politik Castro. Tidak ada cara tepat untuk menentukan siapa yang merupakan pimpinan militer yang lebih tangguh. Kontribusi Castro dan Che bagi revolusi Kuba hampir sama besar.
Che adalah seorang komunis primitif yang memandang uang sebagai sesuatu yang jahat dan tidak diperlukan. Ironisnya, ia malah dipilih untuk menjalankan Bank Nasional di Kuba pada tahun 1959. Dia mencoba menghilangkan pengaruh kapitalisme dalam pemerintahan sosialis Kuba. Baginya, buruh bukan komoditas untuk diperjual-belikan. Selain menerapkan nilai-nilai ekonomi, seharusnya sistem perekonomian menerapkan juga nilai-nilai sosial. Hal ini berguna untuk mempererat hubungan antara pemerintah dengan buruh hingga kesejahteraan tercapai.

Lalu, Februari 1961, Che diangkat menjadi Menteri Industri. Perhatiannya mulai beralih pada pekerja urban. Revolusi Kuba yang semula adalah menekankan bidang agraris mulai bergeser pada ranah industri. Langkah ini diambil Che untuk menjadikan Kuba sebagai negara industri dalam waktu lima tahun. Namun pada akhirnya, transformasi kekuatan ekonomi ini gagal karena ketergesaannya. Ekonomi Kuba makin terpuruk.

Tahun 1965 Che memutuskan untuk kembali berperang melawan imperialisme guna membangun sosialisme. Ia meninggalkan Kuba untuk membantu revolusi Afrika dan bergerilya di Bolivia untuk kedua kalinya. Gerilyanya kembali gagal karena anggota kelompoknya berkhianat. Akhirnya Che tertangkap dan dieksekusi pada tanggal 9 Oktober 1967. Semangatnya untuk menyatukan benua tidak akan padam walau jasadnya telah terkubur. Che kemudian menjadi inspirasi kaum muda dalam memperjuangkan revolusi.

Buku ini adalah terjemahan dari Che Guevara Pocket Biographies. Gaya penulisan yang tidak runut membuat pembaca harus teliti agar tidak muncul ambiguitas. Namun, pada dasarnya buku ini bermanfaat untuk dibaca karena isinya memuat nilai-nilai patriotisme. Pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan cita-cita Che, bukan hanya memandangnya sebagai sosok dalam baret dan janggut.

Tidak ada komentar: